Selasa, 02 Agustus 2016

MATERI/ BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA SMK KELAS XI SEMESTER GANJIL

BAB I
CERITA PENDEK
A.    PENGERTIAN CERPEN
Karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

B.    CIRI-CIRI CERITA PENDEK
1.    Berbentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel
2.    Tulisannya kurang dari 10.000 kata
3.    Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain
4.    Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya, karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja
5.    Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuau yang berarti bagi pelakunya
6.    Beralur tunggal dan lurus
7.    Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam

C.    STRUKTUR CERITA PENDEK
1.    Abstrak
Abstrak adalah paragraf pertama teks cerita pendek yang mengesankan. Teks cerita pendek yang menarik mempunyai kriteria paragraf pertamanya mengesankan baik dari segi isi maupun gaya bahasa.
2.    Orientasi
Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang terjadinya peristiwa. Biasanya penulis bercerita dengan terperinci di bagian ini.
3.    Komplikasi
Komplikasi adalah kondisi saat mulai timbul konflik antara tokoh utama dan tokoh yang lain. Konflik itu perlahan-lahan menanjak sampai klimaks
4.    Resolusi
Resolusi adalah kondisi saat konflik mengarah pada putusan/ kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh tokoh utama. Pada bagian ini tiap pelaku menyadari peran-perannya hingga mengarah pada evaluasi.
5.    Evaluasi
Bagian tiap tokoh mengevaluasi konflik yang terjadi supaya tidak terulang
6.    Koda
Adalah situasi unik yang digambarkan berupa akhir cerita. Ada yang berakhir dengan kesedihan  ataupun kegembiraan.

D.    KAIDAH TEKS CERITA PENDEK
1.    Menggunakan pertanyaan retorik
Pertanyaan retorik dalam cerpen bisa dinyatakan oleh tokoh utama. Pertanyaan retorik juga tidak membutuhkan jawaban.
Contoh: Pernahkah kamu pikirkan betapa indahnya masa sekolah?
2.    Menggunakan proses material
Kaidah ini mengandung pengertian tindakan-tindakan fisik untuk mempertahankan suatu karakter tertentu dalam tiap peran tokoh
Contoh : Namun, dari awal mereka telah sepaka bahwa siapa pun nanti yang dinyatakan lolos tidak akan membuat persahabatan mereka retak.
3.    Menggunakan konjungsi temporal
Konjungsi temporal banyak digunakan pada cerpen untuk menggambarkan urutan peristiwa dan urutan peristiwa dan kepaduan cerita.
4.    Menggunakan pilihan kata
Semua cerita termasuk teks cerpen menggunakan pilihan kata yang sesuai dengan gaya bahasa pengarang. Untuk teks cerpen, pilihan kata dibuat sedemikian menarik agar cerita itu digemari banyak orang.
Contoh : ada sekitar 20 siswa yang mengikuti ajang seleksi ini.
5.    Menngunakan gaya bahasa yang efekif
Gaya bahasa yang efekif dapa dimanfaakan untuk mengungkapkan maksud-maksud secara tepat. Bahasa santun dan sederhana dalam cerpen membuat pembaca betah menikmati.
Contoh: ajang ini tidak hanya menyaring kemampuan siswa dalam bidang akademik, tetapi juga menyaring prestasi non akademik yang dimiliki oleh siswa.
6.    Menggunakan kalimat yang komunikatif
Kalimat yang komunikatif
Kalimat yang digunakan dalam cerpen terkadang tidak sesuai dengan bahasa baku. Kalimat yang digunakan dalam menyampaikan pesan cenderung diubah agar menarik dan tidak kaku, meskipun maksud tetap tersampaikan/komunikatif.
Contoh : bahkan nyengir saat mereka tahu bahwa jawaban mereka salah.
Secara umum, unsur intrinsik cerpen adalah sebagai berikut.
1.    Tema
Adalah ide pokok sebuah cerita yang diyakini dan dijadikan sumber berita
2.    Tokoh
Adalah orang-orang yang diceritakan dalam cerita dan banyak  mengambil peran dalam cerita. Tokoh dibagi menjadi 3 yaitu:
a.    Tokoh protagonis
Tokoh utama pada cerita/ tokoh yang baik
b.    Tokoh antagonis
Tokoh penentang/ lawan dari tokoh utama/ tokoh yang jahat
c.    Tokoh tritagonis
Penengah antara tokoh proagonis dan tokoh antagonis
3.    Alur
Susunan peristiwa/ kejadian yang membentuk sebuah cerita
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
a.    Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian/ cerita yang bergerak ke depan terus
b.    Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang urutannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur.
c.    Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur
4.    Perwatakan
Menggambarkan watak/karakter seorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu dialog tokoh, penjelasan tokoh, dan penggambaran fisik tokoh
5.    Latar/ setting
Tempat/ waktu suasana yang terdapat dalam cerita. Dalam sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi, serta suasana dan keadaan ketika cerita berlangsung
6.    Nilai didik/ amanat
Adalah pesan/ nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita
7.    Sudut pandang pengarang
Adalah cara penulis menempatkan dirinya di dalam cerita. Dalam pengertian yang lebih sederhana sudut pandang ialah teknik yang dipilih penulis untuk menyampaikan ceritanya.
Sudut pandang dibagi menjadi 6 yaitu sebagai berikut.
-    Sudut pandang orang pertama tunggal menggunakan kata ganti aku
-    Sudut pandang orang kedua menggunakan kanti ganti kau
-    Sudut pandang orang kedua tunggal artinya penulis berada di luar cerita, tak terlibat dalam cerita. Penulis juga menampilkan para tokoh dengan menggunakan kata ganti orang ketiga
-    Sudut pandang campuran artinya penulis menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke tokoh yang lainnya. Dengan sudut pandang yang berbeda-beda seperti aku, kamu, kami, mereka/dia
Sedangkan unsur ekstrinsik cerpen adalah sebagai berikut.
1.    Latar belakang penciptaan teks cerita pendek
2.    Keadaan sosial budaya penulis
3.    Agama penulis
4.    Pendidikan penulis
5.    Hal-hal lain yang mempengaruhi kehidupan dan cara pikir penulis.

E.    PEMBAGIAN KARYA SASTRA
Karya sastra dibagi menjadi tiga yaitu:
1.    Puisi
2.    Prosa
3.    Drama
1.    Puisi dibedakan menjadi 3 yaitu,
a.    Puisi lama
b.    Puisi baru
c.    Puisi modern
PUISI LAMA
Puisi lama dibedakan menjadi pantun, karmina, syair, gurindam, talibun, dan mantra
Ciri-ciri pantun:
-    Bersajak a-b-a-b
-    1 bait terdiri dari 4 baris
-    Baris 1 dan 2 disebut sampiran, baris 3 dan 4 disebut isi
-    Terdiri dari 8-12 suku kata
Contoh pantun: Pohon padi daunnya tipis
  Pohon nangka berbiji lonjong
  Kalau Budi suka menangis
  Kalau tertawa giginya ompong
Ciri-ciri gurindam:
-    Bersajak a-a
-    1 bait terdiri dari 2 baris
-    Baris 1 dan 2 disebut isi
-    Berisi nasihat
Contoh gurindam : Kurang pikir kurang siasat
              Tentu dirimu kelak tersesat
        Ciri-ciri syair:
-    Bersajak a-a-a-a
-    1 bait terdiri dari 4 baris
-    Baris 1- 4 disebut isi
-    Berisi nasihat
Contoh syair: Berhentilah kisah raja Hindustan
             Tersebutlah pula suatu perkataan
             Abdul Hamid Syah paduka sultan
             Duduklah baginda bersuka-sukaan
                Abdul Muluk putera baginda
                Besarlah sudah bangsawan muda
Cantik majelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya sudah
                Parasnya elok amat sempurna
Petah majelis bijak usulnya
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina
(dan seterusnya)
PUISI BARU:
1.    Sajak 2 seuntai disebut dengan Distikon
2.    Sajak 3 seuntai disebut dengan Tersina
3.    Sajak 4 seuntai disebut dengan Kuatren
4.    Sajak 5 seuntai disebut dengan Quint
5.    Sajak 6 seuntai disebut dengan Sektet
6.    Sajak 7 seuntai disebut dengan Septime
7.    Sajak 8 seuntai disebut dengan Stanza/ Oktaf
8.    Sajak 14 Seuntai disebut dengan Soneta

PUISI MODERN
Puisi modern yang terkenal adalah milik Sutardi Calzoum Bakri, yang tidak terikat dengan banyaknya baris dalam tiap bait serta lebih menonjolkan bentuknya (tipografinya)
2.    Prosa
Jenis prosa antara lain cerpen dan novel
No.    Cerpen    Novel
1.    Berbentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel
    Berbentuk lebih panjang daripada cerpen
2.    Tulisannya kurang dari 10.000 kata
    Tulisannya lebih dari 10.000 kata
3.    Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya, karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja. Dan tokoh tidak sampai mengalami perubahan nasib
    Melukiskan seluruh kehidupan pelakunya dan tokoh mengalami perubahan nasib
4.    Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuau yang berarti bagi pelakunya
    Membutuhkan lebih banyak waktu untuk membacanya
5.    Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam

    Penokohannya lebih banyak dan kompleks
6.    Beralur tunggal dan lurus    Beralur ganda dan bercabang


F.    MEMBANDINGKAN TEKS CERPEN DENGAN TEKS LAIN
Kegiatan membandingkan teks cerpen dengan teks cerita lain dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri yang menandai teks cerita itu, pengetahuan mengenai teks cerpen dapat dimanfatkan untuk kegiatan analisis, baik dari segi unsur pembentuknya maupun ciri pendukungnya. Beberapa tujuan membaca teks cerpen secara umum dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.    Untuk pembelajaran
2.    Unuk mengambil hikmah cerita
3.    Untuk hiburan
4.    Untuk menumbuhkan hobi
Dengan mempelajari teks cerpen secaa\ra terus-menerus, kita dapat mempelajari ciri utama penanda teks cerpen

G.    MEMPRODUKSI TEKS CERPEN
Menurut Eko Sugiarto dalam bukunya “ Cara Mudah Menulis Pantun, Puisi, Teks Cerita Pendek” mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis teks cerpen antara lain:
1.    Memilih bahan
Bahan untuk menulis cepen bisa melalui pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain
2.    Menulis judul
Judul dibuat dengan beberapa kriteria yaitu judul dan nama penulis ditulis di awal teks cerpen, singkat, mudah dipahami, menggambarkan isi teks cerpen dan menarik minat pembaca, serta ditulis menggunakan huruf kapial sesuai kaidah
3.    Menulis opini
Opini yang dimaksud adalah bagaimana penulis memandang sebuah kejadian di sekitarnya. Termasuk penulis pandangan penulis mengenai suasana dan situasi.
4.    Berkhayal
Tahap ini diperlukan untuk memperkaya dan memeperindah teks cepen yang ditulis
5.    Mengembangkan khayalan
Penulisan teks cerpen dapat dimulai dengan berlatih menulis paragraf bebas untuk mendeskripsikan sebuah peristiwa.
H.    MENGABSTRAKSI TEKS CERPEN
Mengabstraksi cerpen perlu dilakukan untuk mendapatkan dan memudahkan penafsiran cerpen yang telah dibuat. Selain itu juga unuk memudahkan untuk membuat analisisnya maupun dari kriteria lain
Ada beberapa cara yang dilakukan yang dilakukan dalam proses tersebut. Cara pertama dengan mengambil pokok-pokok isi atau ide utama setiap paragraf. Jika cerita pendek terdiri dari 50 paragraf, sinopsis dapat dibuat menjadi 50 kalimat utama. Kalimat-kalimat itu disusun menjadi paragraf, kemudian menjadi sinopsis cerita pendek.
Cara kedua, dengan membaca keseluruhan cerita pendek kemudian menuliskannya kembali dalam bentuk ringkas. Jadilah sebuah sinopsis.
Cara yang lain, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan jawaban-jawaban tersebut disampaikan dalam bentuk cerita ringkas.
1.    Apakah judul cerita pendek yang hendak diabstraksi?
2.    Ada berapa paragraph yang hendak diabstraksi, serta akan dijadikan berapa hasil abstraksi?
3.    Apakah konflik sudah ditampilkan dengan santun?
4.    Apakah sudah menggunakan majas yang menarik sehingga cerita tidak menyinggung perasaan?
5.    Apakah sudah terdapat nilai didik yang diharapkan memberi pengetahuan dan keteladanan bagi pembaca?
6.    Bagaimana pengarang mengakhiri cerita?

I.    MENGONVERSI TEKS CERITA PENDEK KE DALAM TEKS LAIN
Teks cerita pendek dapat diubah ke dalam teks lain sesuai kebutuhan. Proses untuk mengubahnya ke dalam bentuk lain dinamakan mengonversi. Mengapa kita harus mengonversinya? Adakah keuntungannya? Teks cerita pendek sebagaimana cerita lain dapat diubah ke dalam berbagai jenis teks. Kalau teks cerita pendek berupa cerita/narasi, pengubahan yang dimungkinkan adalah dalam bentuk drama dan monolog.
Proses yang harus dilakukan untuk mengubah cerita pendek ke dalam teks lain adalah :
1.    Membaca teks cerita pendek secara keseluruhan,
2.    Mengamati pilihan kata (diksi) yang tepat dalam teks cerita pendek,
3.    Mencatat kata-kata yang sulit dipahami maknanya,
4.    Merangkum isi teks cerita pendek secara menyeluruh,
5.    Menentukan jenis teks apa yang dipilih untuk mengkonversi teks cerita pendek,
6.    Menulis ulang cerita pendek dalam bentuk lain, dan
7.    Merevisi bentuk teks baru jika dimungkinkan ada kesalahan.
Ketujuh langkah ini harus dilakukan secara urut untuk memperoleh hasil maksimal dari konversi teks cerita pendek.

BAB II
PANTUN

A.      MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS PANTUN
Menurut Nursito (2000:11), kata pantun mengandung pengertian sebagai, seperti, ibarat, umpama atau laksana. Teks pantun merupakan bentuk puisi lama yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Dalam bahasa Minangkabau, teks pantun berarti “ petuntun” (petunjuk). Dalam bahasa Jawa, teks pantun lebih dikenal dengan “parikan”. Mulanya, teks pantun hanya disampaikan secara lisan; lambat laun pun masyarakat mengenal teks pantun secara tertulis.
Teks pantun berkaitan erat dengan masyarakat yang masih kental dengan budaya lama. Mula-mula, teks pantun digunakan untuk menyampaikan maksud tidak langsung. Dalam perkembangan selanjutnya, teks pantun pun digunakan untuk mengungkapkan maksud seseorang  agar lebih santun dan lebih arif.
B.    STRUKTUR TEKS PANTUN
Menurut Izzi Ziya dalam bukunya Kumpulan Pantun dan Puisi, struktur teks pantun adalah sebagai berikut :
1.    Tiap bait terdiri dari empat baris,
2.    Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Dua baris pertama sebagai sampiran, dua baris berikutnya isi, dan
3.    Bersajak silang (ab-ab). Bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat.

C.    KAIDAH TEKS PANTUN
Kaidah teks pantun adalah sebagai berikut :
1.    Isinya berupa curahan hati, sindiran, nasihat, kelakar, perumpamaan, pepatah, dan peribahasa,
2.    Fungsinya mencakupi fungsi pendidikan, kasih sayang dan cinta, penghargaan/terimakasih, kecerdasan berbahasa dan
3.    Bahasanya halus, tidak langsung pada isi, menggunakan pengantar yang berupa sampiran.
Pantun adalah satu jenis puisi lama yang biasanya dalam 1 bait terdiri dari 4 baris. Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata dan biasanya bersajak ab-ab atau aa-aa
D.    JENIS-JENIS PANTUN
Berdasarkan bentuknya dan jumlah barisnya, pantun terbagi menjadi :
1.    Pantun Biasa
2.    Pantun Seloka / Berkait
3.    Talibun
4.    Pantun Karmina / Kilat
Pantun biasa adalah pantun yang biasa kita kenal, cirinya : dalam satu bait berjumlah 4 baris / larik, satu baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata, baris 1 dan 2 adalah sampiran, baris 3 dan 4 adalah isi.
Contoh :
1.    Tupai sedang sakit mata
Naik rakit ke padang datar
Untuk apa bermain cinta
Lebih baik banyak belajar
2.    Mati lampu beli lilin
Tak sengaja berjumpa terkukur
Hiduplah dengan disiplin
Hidup tertata serta teratur
    Pantun Seloka disebut juga pantun berkait. Disebut pantun berkait karena antara satu    bait    
     dengan bait berikutnya saling berkaitan.
    Contoh :
    (Bait I)
    Putih uban terlihat mata (baris I)
    Tanda sudah tua umurnya (baris II)
    Rela berkorban karena cinta (baris III)
    Agar hidup kita bahagia (baris IV)

   


(Bait II)
    Tanda sudah tua umurnya (baris I)
    Kulit keriput itu tandanya (baris II)
    Agar hidup kita bahagia (baris III)
    Aku akan selalu setia (baris IV)

    (Bait III)
    Kulit keriput itu tandanya (baris I)
    Jika lama mengetam padi (baris II)
    Aku akan selalu setia (baris III)
    Meski apa yang terjadi (baris IV)
   
    Pantun Talibun
    Pantun Talibun adalah pantun yang dalam satu bait jumlah barisnya lebih dari 4, bisa   6, 8 atau 10.
    Seperti pantun lainnya, satu bait talibun terdiri dari 2 bagian. Setengah pertama untuk
    Sampiran dan setengah berikutnya adalah isi.
    Contoh :
    Ibu mengambil air tajin
    Diberi warna daun suji
    Suji dipotong dengan belati
    Jadilah anak yang rajin
    Rajin belajar rajin mengaji
    Sepanjang hidup tenang hati

Berdasarkan isinya pantun dibagi menjadi beberapa macam :
1.    Pantun Jenaka : pantun ini berfungsi untuk menghibur seseorang karena kelucuannya.
Contoh :
Ikan lele dirawa-rawa
Ikan gabus tak muncul jua
Perutku sakit menahan tawa
Melihat gigi anda ompong semua
2.    Pantun Nasehat : pantun ini digunakanun untuk menasehati orang lain karena mengandung petuah-petuah.
Contoh :
Sungguh indah alam dilihat
Buatan Tuhan buatan tangan
Kalau hidup dunia ingin selamat
Selalu taat perintah Tuhan
3.    Pantun Teka-Teki
Contoh :
Hari ini orang bertengkar
Hari esok orang berkawan
Kalau adik orang yang pintar
Coba tebak binatang apa yang cantik rupawan
4.    Pantun Adat-Istiadat
5.    Pantun Agama

BAB III
CERITA ULANG

Cerita ulang merupakan kritik atau penilaian terhadap karya fiksi maupun non fiksi. Dalam cerita ulang ditampilkan penilaian baik-buruk karya fiksi ataupun nonfiksi yang mencakup kelebihan dan kekurangan genre karya tersebut.

A.    STRUKTUR TEKS CERITA ULANG
Alexander Mongot Jaya dalam bukunya English Revolution menjelaskan bahwa struktur teks cerita ulang adalah sebagai berikut.
1.    Orientasi. Bagian ini merupakan pengenalan karya yang ditinjau secara umum dan objektif. Bagian ini memaparkan situasi awal cerita
2.    Penceritaan interpretative. Bagian ini memmuat ringkasa isi karya sastra, ada yang merupakan rangkuman atau hal singkat terpenting dalam karya itu
3.    Resolusi. Khusus untuk film/novel, bagian ini berisi bagian akhir cerita
4.    Evaluasi. Bagian ini menjelaskan kekurangan dan kelebihan  sebuah karya baik cerita pendek, novel, roman, maupun drama
5.    Evaluasi somasi. Bagian ini memuat pendapat pribadi megenai buku tersebut.
Kelima struktur teks tersebut tersusun dalam wacana lengkap cerita ulang. Jadi, sebuah teks cerita ulang harus memuat bagian struktur teks tersebut.

B.    KAIDAH TEKS CERITA ULANG
Kaidah-kaidah tersebut antara lain sebagai berikut.
1.    Terfokus pada tokoh tertentu
Sebuah teks cerita ulang menggambarkan tokoh tertentu. Hal ini dimaksudkan agar karakter tokoh dapat dijadikan fokus oleh pembaca/penulis atau setidaknya memberi nilai didik bagi pembacanya
2.    Menggunakan pendapat pribadi secara langsung
Teks cerita ulang memuat pendapat pribadi penulis yang berisi pendapat terhadap karya yang dikritik
3.    Menggunakan klausa pendukung pendapat untuk mengemas informasi kepada pembaca
Kaidah ini terutama bertujuan untuk mengemas pendapat penulis yang hendak disampaikan kepada pembaca agar terkesan lebih santun

4.    Menggunakan gaya bahasa yang bersifat metafora
Dengan gaya bahasa metafora (perbandingan), kritik terhadap karya tertentu akan terasa lebih halus dibandingkan dengan komentar langsung.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh teks cerita ulang berikut.

Judul             : Robohnya Surau Kami
Penulis            : A.A. Navis
Penerbit        : Gramedia Pustaka Utama
Terbit            : November- 1996
Jumlah halaman    : 148 halaman (vi+142 )
Kategori        : Cerita pendek
       
Dalam cerita pendek Robohnya Surau Kami, Ajo Sidi bercerita kepada kakek penjaga surau tentang dialog antara Tuhan dan Haji Saleh, seorang warga Negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah.
Bermula dari seorang tokoh “aku” yang di dalam cerita ini tidak disebut namanya . sesekali ia mengunjungi seorang kakek penjaga surau, yang menganggap surau itu adalah rumah baginya. Sedari muda kakek tinggal di surau itu, ia tidak memiliki istri. Ia mengaku bahwa hidupnya sudah diserahkan kepada Allah SWT. Jadi, kehidupan dunia tidak berarti baginya. Waktu melihat kakek, ia terheran karena kakek sedang termenung. Ia pun mulai bertanya kepada kakek, apalah yang membuat hati sang kakek gundah. Berkali-kali bertanya, akhirnya kakek pun mulai menceritakan apa yang telah membuatnya gundah. Kakek bercerita bahwa Ajo Sidilah yang membuat hatinya telah gundah. Semua orang di kampong itu tahu bahwa Ajo Sidi adalah seorang pembual.
Ajo Sidi membuat cerita tentang kisah seorang Haji yang bernam Saleh kepada kakek ajo Sidi bercerita bahwa Haji Saleh ini mengaku bahwa selama hidupnya ia selalu beribadah dan beribadah. Akan tetapi, haji ini tidak mendapat syafaat Allah SWt. Diputuskanlah dalam cerita Ajo Sidi ini bahwa Haji Saleh akan dimasukkan ke kerak neraka karena Haji Saleh ini hanyalah memikirkan kehidupan di akhirat kelak tanpa mempedulikan orang lain. Ia tidak pernah memikirkan kehidupan di dunia.
    Allah SWT telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menyembah-Nya, tetapi bukan berarti selama di dunia kita tidak berbuat apa-apa. Tentunya kita harus memiliki rasa saling peduli kepada orang lain, tidak hanya memikirkan diri sendiri. Allah SWT tidak pernah tidur. Allah SWT sangat senang apabila melihat hamba-hamba-Nya berdoa dan berusaha terlebih dahulu daripada pasrah. Allah SWT Maha pendengar dan Maha penyayang.
Begitulah cerita yang ia dengar dari kakek. Akan tetapi, keesokan hariya “ Aku” terkejut mendengar kakek telah meninggal dunia. Ia mendengar bahwa kakek meninggal karena bunuh diridi suraunya dalam keadaan yang mengerikan. “ Aku” pun langsung menemui Ajo Sidi ke rumahnya, tetapi saat itu ia sedang kerja.
    Jalan cerita dalam cerita pendek ini sangat menggantung. Dalam cerita pendek ini digambarkan sikap ketidakpedulian dan tanggung jawab atas apa yang telah diperbuat. Seorang mengaku beriman kepada Allah SWT, tetapi iman itu telah diruntuhkan oleh setan-setan sebagaimana terjadi pada sang kakek yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Kakek telah melakukan dosa yang sangat besar karena ia bunuh diri, dan perbuatan inilah yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT.
    Kisah ini telah memberi banyak pelajaran yang dapat diambil hikmahnya. Berpikirlah sebelum bertindak. Bersikap pasrah tidak akan menuai hasil yang baik. Jika kita terus bertawakkal, mempunyai niat, keyakinan, dan berusaha, yakinlah Allah SWT akan menjadikan keinginan itu terwujud.


TUGAS:

1.    Membuat cerita pendek dengan tema pengalaman PRAKERIN yang menyenangkan dan bermanfaat!
Ketentuan :
a. Naskah diketik di kertas A4
b. Panjang naskah minimal 2 lembar, maksimal 5 lembar
c. Ditulis menggunakan huruf times new roman 12, untuk judul ukuran 14
d. dikumpulkan paling lambat tanggal 5 September 2016
2.   Membuat video pantun dengan tema bebas
Ketentuan :
a.    Video berdurasi minimal 6 menit, maksimal 15 menit
b.    Video dijadikan bentuk CD Room
c.    Dikumpulkan paling lambat tanggal 10 Oktober 2016
3.   Membuat Teks cerita ulang
Ketentuan :
a.    Mencari teks cerita pendek dari majalah, surat kabar, atau kummpulan cerpen
b.    Naskah diketik di kertas A4
c.    Dikumpulkan paling lambat tanggal 8 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar